Pernah dengar Uwais Al Qarni ? Ia adalah seorang pemuda alim yang namanya dikenal oleh seluruh penduduk langit. Meskipun memiliki banyak kekurangan dan tidak dikenal banyak orang di dunia, namun namanya sudah diketahui oleh Nabi Muhammad meskipun mereka belum pernah bertemu. Ia adalah cerminan cinta yang besar kepada ibu dan Rasul. Seperti apa kisahnya hidupnya ?
Siapa Uwais Al Qarni ?
Uwais Al Qarni adalah pemuda dari Yaman yang telah lama menjadi yatim, tidak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang usianya sudah tua renta dan lumpuh. Yang tersisa hanya penglihatannya yang kabur. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Ia bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterima hanya cukup untuk mencukup kebutuhannya dan ibunya. Jika ada kelebihan, Ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan.
Kegiatan Sehari-Hari
Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak memengaruhi kegigihannya dalam beribadah. Uwais Al Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wassallam secara langsung.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan Nabi. Namun sayangnya Ia tidak punya cukup bekal dan waktu karena harus merawat ibunya.
Ketika terjadi perang Uhud dikabarkan Rasul mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada Nabi Muhammad yang bahkan belum pernah ditemuinya.
Bertemu Nabi Muhammad
Kerinduan tak terbendung membuat hasrat bertemu nabi Muhammad semakin besar. Tapi, ia punya ibu yang membutuhkannya dan tidak tega untuk meninggalkannya sendiri. Setiap hari hatinya semakin gelisah. Pada suatu hari Uwais Al Qarni mendekati ibunya dan memohon izin untuk pergi bertemu Nabi Muhammad di Madinah.
Sang ibu memaklumi perasaannya dan berkata, “Pergilah wahai anakku! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang.” Dengan perasaan gembira ia berkemas untuk berangkat dan tidak lupa menyiapkan keperluan ibunya dan berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya.
Sesudah berpamitan, Uwais Al Qarni menuju Madinah yang jaraknya kurang lebih 400 km dari Yaman. Singkat cerita, Ia tiba di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Aisyah radhiyallahu ‘anha. Namun ternyata nabi Muhammad masih berada di medan perang.
Ia sempat kecewa dan sempat ingin menunggu Rasul kembali dari medan perang. Tapi di kepalanya terngiang pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan agar ia cepat pulang ke Yaman. Pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk berjumpa dengan Rasul. Pada akhirnya dengan terpaksa Ia mohon pamit kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha untuk segera pulang ke negerinya.
Rasul Bercerita tentang Uwais Al Qarni
Sepulangnya dari perang, Rasul menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Ternyata Nabi sudah mengetahui bahwa Uwais Al Qarni datang berkunjung ke rumahnya sebelum diberitahu oleh istrinya. Setelah itu, nabi Muhammad menjelaskan bahwa Ia adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit yang sangat terkenal di langit. Mendengar perkataan Rasul, Aisyah RA. dan para sahabatnya terkagum.
Rasulullah bersabda: “Kalau kalian ingin berjumpa dengan Uwais Al Qarni, perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu Rasul memandang kepada Imam Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab dan bersabda, “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.